jendeladunia16.com - 8 Tradisi Sambut Perayaan Paskah Umat Kristiani di Indonesia, Apa Saja Ya?
Setiap tahun, umat Kristen Protestan dan katolik merayakan Paskah. Hari itu dimaknai sebagai hari pengampunan umat kristen kepada Tuhan yang telah rela meninggalkan dunia demi menyelamatkan hidup umat-Nya. Umat kristiani tidak hanya merayakan paskah, masih ada banyak peringatan-peringatan lainnya.
Pengertian Paskah.
Paskah merupakan hari peringatan kematian Yesus Kristus sang Juru Selamat ke Surga. Paskah menjadi kemenangan Yesus Kristus dari kematian. Dia mengorbankan dirinya untuk menebus kesalahan dan dosa umat manusia. Kebangkitan Yesus memberikan pengharapan bagi umat-Nya yang telah ditebus dengan darah milik Yesus.
Penebusan dan pembayaran dosa yang dilakukan Tuhan Yesus tidak bisa dinilai dan digantikan dengan hal apapun. Adapun kebangkitan Yesus memberikan pengharapan bagi kehidupan umat kristiani.
Perbedaan Jumat Agung dan Paskah.
Jumat Agung dan hari Paskah adalah dua hari suci bagi umat kristen dan katolik, Tahukah kamu, apa beda Paskah dan Jumat Agung?
Jumat Agung adalah hari Yesus Kristus wafat atas hukuman mati yang diterima di kayu salib atas memikul dosa umat manusia (menebus dosa manusia).
Tiga hari berikutnya adalah hari Paskah, yakni hari kebangkitan Yesus Kristus. Umat kristen akan beribadah pada minggu subuh, sedangkan umat katolik sudah merayakan malam Paskah sejak sabtu malam atau sabtu suci.
Tradisi Umat Kristiani Menyambut Paskah.
Setelah duka mengenang sengsara dan wafat Yesus. Umat Kristiani merayakan kebangkitan-Nya lewat Paskah. Seperti halnya natal, perayaan Paskah juga diisi dengan dengan doa, nyanyian, dan momen berkumpul bersama keluarga.
Umat kristiani di Indonesia memiliki tradisi yang unik dalam perayaan Paskah setiap tahunnya. Ada tradisi apa Paskah apa saja, ya,yang dilaksanakan umat kristiani di Indonesia?. Berikut rangkum tradisi Paskah di Indonesia.
1. Cari Telur Paskah.
Telur Paskah merupakan salah satu tradisi yang hingga kini masih digunakan dalam memperingati hari Paskah.
Perburuan telur ini dilakukan dengan menyembunyikan telur di luar rumah ibadah atau Gereja yang nantinya akan ditemukan oleh anak-anak pada pagi hari saat perayaan Paskah.
- Kematian
- Kelahiran kembali
- Kepemimpinan terutama di Mesir, Kreta, dan Mesopotamia.
Oleh sebab itu, telur Paskah memiliki makna dan pengaruh yang besar pada tradisi Kekristenan. Orang-orang Kristen menggunakan telur yang dicat merah untuk menggambarkan darah yesus Kristus menumpahkan salib ketika dia disalibkan.
Sedangkan penggulungan telur dianggap sebagai simbolisasi dari penggulingan batu makam Kristus.
2. Jalan Salib.
Secara garis besar, Jalan Salib merupakan devosi yang berpusat pada renungan kisah sengsara Tuhan. Biasanya Jalan Salib dilakukan secara berkelompok, diselingi nyanyian kisah sengsara dan berarak layaknya mengiringi Yesus yang memanggul salib ke puncak Golgota.
3. Mangarihiti Tradisi Orang Batak Bersihkan Kuburan Pasca Jumat Agung dan Sambut Minggu Paskah.
Setelah memperingati Jumat Agung orang Batak biasanya akan berkumpul untuk mempersiapkan kebutuhan dan keperluan untuk melaksanakan tradisi turun temurun untuk mengingat keluarga yang telah meninggal, yakni Mangarihiti.
Jadi Mangarihiti bagi orang Batak memiliki makna membuat jadi pasir kembali, bahkan Mangarihiti memiliki filosofi sendiri, yaitu sebagai pengingat manusia akan kembali menjadi debu dan pasir. Pasir ini yang akan mengantar kita kepada kekekalan yang Abadi. Matua tano matoras rihit. Dalam pelaksanaanya Mangarihiti membersihkan kuburan dan menaburkan pasir di kuburan atau disekitar kuburan tersebut, hal ini menunjukkan semangat kegotong royongan keluarga.
Keluarga yang sudah berkumpul biasanya akan berangkat sama-sama ke kuburan keluarga yang sudah meninggal. Hal ini juga sebagai rangkaian dalam persiapan Ibadah Buhabuha Ijuk yang akan dilakukan di kuburan marga tertentu.
Selain itu untuk Mangarihiti untuk mengingat Yesus di dalam kubur, yang dijaga dan dimeteraikan seperti apa yang tertulis dalam Alkitab. Mangarihit juga menjadi kesempatan keluarga untuk hening sejenak dari segala kegiatan mereka, dan mengikat kembali tali persaudaraan.
4. Tradisi Buha-Buha Ijuk, Sumatera Utara.
Beberapa daerah di Sumatera Utara seperti, Pangan Bolon, Nagasaribu, dan Parapat memiliki tradisi Paskah yang unik. Pada pukul 04.00 WIB lonceng gereja akan dibunyikan dan masyarakat akan berjalan menuju makam keluarganya masing-masing.
Tradisi ziarah ini dimaknai masyarakat setempat sebagai perumpamaan Maria Magdalena yang pergi ke makam Yesus di pagi buta. Makam yang gelap gulita, pada hari Paskah tepatnya pukul 04.00 WIB, akan diterangi cahaya lampu dan lilin yang dihidupkan keluarga peziarah di sekitar makam. Setelah selesai berziarah penduduk pun akan melanjutkan prosesi dengan beribadah ke gereja.
5.Tradisi Momento Mori, Kalimantan Tengah.
Memento Mori memiliki arti “ingatlah akan kematian” dan diambil dari bahasa Latin. Tak jauh berbeda dengan tradisi Buha-Buha Ijuk di Sumatera Utara, tradisi yang diakulturasi dari zaman Belanda dari abad ke-19 ini dimulai dengan pawai di jalan, lalu mengunjungi dan membersihkan makam keluarga atau kerabat pada malam menjelang Paskah di Kalimantan Tengah.
Menghabiskan malam di makam tersebut, dan saat subuh sekitar pukul lima pagi, pihak-pihak gereja di daerah setempat akan memfasilitasi warga dengan pelayanan ibadah subuh. Masyarakat yang beragama Muslim juga turut serta membantu kelancaran lalu lintas proses tradisi di Kalimantan Tengah ini.
6.Kure di Nusa Tenggara Timur.
Kure berasal dari bahasa Latin yang berarti berdoa sambil mengunjungi keluarga. Dalam prosesi kure, warga akan membersihkan patung Yesus dan patung Maria yang biasanya dipajang di dalam gereja.
Pengunjung juga akan membawa persembahan berupa makanan dan minuman yang bakal dinikmati bersama.
7. Jalan Salib di Wonogiri
Prosesi Jalan Salib banyak dilakukan negara lain saat pekan suci. Di Indonesia, prosesi ini terbilang lebih epik, karena dilakukan di Gunung Gandul, Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah.
Dalam prosesi ini, ada aksi teatrikal pembawaan lambang salib besar yang diarak oleh ribuan umat dengan mulut penuh doa.
8. Pawai Obor dan Api Unggun, Jayapura.
Dalam memperingati Hari Raya Paskah, umat kristiani di Kota Jayapura menggelar tradisi pawai obor dan api unggun sejak Minggu. aktu subuh di jalan raya. Mereka berjalan kaki menuju tempat ibadah. Setibanya di halaman tempat ibadah, para jemaat menggelar puji-pujian dengan mengumandangkan lagu-lagu rohani sambil menunggu fajar di Hari Paskah,
Setelah bernyanyi dengan suka cita, jemaat mempersiapkan diri melaksanakan tradisi pawai obor. Biasanya rute pawai obor ini diambil di sekitar gereja atau mengelilingi kampung. Selama pawai, lagu puji-pujian terus dinyanyikan sebagai tanda suka cita jemaat bahwa Yesus Sang Juru Selamat telah bangkit dari antara orang yang telah mati dan naik ke surga.
Setelah mengikuti pawai obor, jemaat menyalakan api unggun di halaman gereja. Sambil menyalakan api unggun, para jemaat melanjutkannya dengan ibadah syukur menyambut fajar Paskah.
Tradisi ini sudah dilakukan sejak Injil masuk ke Tanah Papua yakni 150 tahun silam. Tradisi ini tidak hanya digelar di Kota Jayapura, namun hampir di semua daerah di Tanah Papua. Warga yang terdiri dari para pemuda, ibu rumah tangga hingga orangtua antusias mengikuti tradisi ini setiap tahunnya.
Menarik sekali bukan keenam tradisi yang dilaksanakan masyarakat Indonesia untuk merayakan Paskah.
0 Komentar