Punggahan : Tradisi Masyarakat Indonesia Untuk Sambut Ramadhan

 jendeladunia16.com - Punggahan : Tradisi Masyarakat Indonesia Untuk Sambut Ramadhan

Keragaman adat dan budaya di Indonesia merupakan ciri khas tersendiri bagi bangsa yang sejatinya terdiri dari macam-macam suku, adat istiadat dan budaya. 

Salah satu yang tidak bisa dilewatkan oleh umat Muslim di Indonesia adalah menyambut datangnya Bulan Ramadhan. Ada banyak sekali tradisi atau budaya yang bisa ditemui yang berkaitan dengan menyambut bulan suci ini, termasuk di daerah Sumatera Utara.

Ada sebuah tradisi yang hingga kini masih dijaga oleh masyarakat Sumatera Utara dalam menyambut Ramadhan, yaitu Tradisi Punggahan. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan sarana untuk berkumpul bersama masyarakat di sekitar tempat tinggal. Selain mengasyikkan, tradisi ini juga memiliki banyak nilai yang baik bagi kehidupan.

Sebagai Ungkapan Rasa Syukur.

Tradisi Punggahan ini telah berlangsung dari jaman dulu sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah dengan datangnya Bulan Ramadhan. Di daerah lain, Tradisi Punggahan berlangsung sehari atau dua hari sebelum Ramadhan tiba, namun di Sumatera biasanya tradisi ini berlangsung di malam pertama Ramadhan.

Arti Tradisi Punggahan.

Tradisi Punggahan berasal dari kata munggah yang memiliki arti naik. Maksudnya tradisi ini diharapkan mampu menaikkan derajat manusia dalam menghadapi bulan puasa, baik secara lahiriyah dan batiniyah.

Selain itu, tradisi punggahan juga dapat menjalin keakraban sesama masyarakat atau sesama tentangga, serta membersihkan hati dari segala kesalahan. Peserta dari tradisi punggahan ini adalah semua masyarakat yang beragama Islam dari semua lapisan seperti bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda-pemudi bahkan anak-anak juga ikut merayakan tradisi ini, kecuali yang pada hari itu tidak sedang berada di rumah.

Sarana Mendoakan Orang Tua.

Tradisi Punggahan juga digunakan oleh masyarakat sebagai sarana untuk mendoakan orang tua yang telah meninggal dunia. Biasanya, masyarakat akan melantunkan doa-doa seperti tahlil dan bacaan Surah Yasin.

Lantunan doa-doa tersebut sebagai sarana ibadah kepada Allah SWT untuk mendapatkan ketenangan jiwa, serta untuk mendoakan para arwah leluhur yakni para keluarga atau leluhur yang telah meninggal dunia, agar Allah SWT menempatkan arwahnya di tempat yang mulia.

Posting Komentar

0 Komentar