Aek Sipangolu : Wisata Spiritual Dari Baktiraja dan Kesaktian Sisingamangaraja

jendeladunia16.com - Aek Sipangolu : Wisata Spiritual Dari Bakti Raja dan Kesaktian Sisingamangaraja





Mirip seperti kisah air Zam-zam,Aek Sipangolu dalam bahasa batak bermakna air kehidupan.Dipercaya sebagai air suci, penyembuh penyakit.Muasalnya, terbentuk dari dari hentakan tongkat Sisingamangaraja.Hingga letusan gunung toba 800 Ribu tahun lalu.

Memiliki Landskap seperti Lembah Styn di Norwegia, Bakkara bukan mengandalkan ke molekan alamnya saja. Sejarah dan budayanya menyatu pada kisah-kisah yang diyakini hingga kini.

Membutuhkan waktu 6 jam perjalanan darat dari Kota Medan. Bakkara merupakan nama kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara.

Perjalanan yang cukup melelahkan, rasanya akan terbayarkan begitu saja. Mata akan disambut dengan pemukiman penduduk dalam bingkai alam. Di apit dua bukit dengan hamparan sawah menghadap Danau Toba. Spot ini yang dulunya sempat viral karena dikira lembah Styn Norwegia.


Lokasi.

Aek sipangolu terletak di Desa Simangulampe, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan,Sumatera Utara. Baktiraja merupakan kecamatan yang cukup luas dan berada di pinggiran Danau Toba. Kemanapun kita melangkah dan memandang, Danau Toba yang luas dan biru adalah pemandangan setia.



Keindahan Bakkara.



Berada di Bakkara seperti disajikan taman alam yang tidak berkesudahan.Setiap sisi yang kami lalui disuguhi pemandangan danau, bukit, dinding kaldera dan lahan pertanian yang memukau.

Berbagai objek wisata seperti Air Terjun Janji, Sipultak Hoda, dan Puncak Gonting. Tidak lupa juga mengunjungi wisata sejarah tempat kelahiran Raja Sisingamangaraja.

Sesuai dengan judul artikel ini, Aek Sipangolu adalah tujuan wisata yang sepertinya sayang untuk dilewatkan begitu saja, di saat anda berkunjung ke bakkara. 

Rasaya kayak kurang gitu aja, Aek Sipangolu, sebuah mata air yang begitu tersohor di bakkara. 


Aek Sipangolu Sisingamangaraja 





Jika dipahami secara umum, arti dari aek sipangolu ini memiliki arti air kehidupan. Mengapa muncul nama tersebut? Banyak masyarakat yang mengatakan bahwa pengunjung yang memiliki masalah kesehatan maka bisa disembuhkan disini.

Pertama kali sampai di sekitar lokasi, Pengunjung wisatawan akan berjalan menuruni anak tangga untuk bisa sampai ke lokasi air terjun tersebut. 

Dari pandangan mata, air tampak begitu jernih. Dia muncul dari atas perbukitan yang menjulang tinggi dan dikelilingi bebatuan. Mata air ini bermuara ke Danau Toba.

Di Aek Sipangolu ada tiga tempat pemandian. Aliran di atas jembatan, di bawah jembatan, dan ada satu kolam.

Takjub, begitu saat merasakan sensasi kesegaran Aek Sipangolu, menghantam wajah. Seperti candu, menyiramkan berulang-ulang adalah cara terbaik menikmati air ini.

Anda bisa mandi di air terjun tersebut ataupun mencuci muka saja. Namun saat mandi ada baiknya teman udah tahu seperti apa tradisi saat mandi di air terjun tersebut, Karena dipercaya Aek Sipangolu ini masih keramat. So untuk itu lebih jelasnya kalian bisa lihat artikel dibawah yaa. 


Tradisi Mandi di Aek Sipangolu.




Pemandu wisata atau bisa dibilang Penjaga Aek Sipangolu ini mengatakan tempat ini keramat. Kita harus menjaga tutur dan perilaku. Bahkan dianjurkan membawa daun sirih atau jeruk purut sebagai bentuk hormat kepada leluhur.

Saat hendak mencuci muka, kita diwajibkan membuka alas kaki. Di sana juga disediakan tempat jeruk purut, persis di dekat aliran air yang membuncah.



Tongkat Sisingamangaraja.




Soal asal mula Aek Sipangolu membawa kami bertemu Tetua Adat Bakarra Theodore Galimbat Bakkara.  Aek Sipangolu, kata dia, tercipta dari tongkat Sisingamangaraja pada abad Ke-14.

Singkatnya, Sisingamangraja diyakini memiliki kesaktian, masyarakat di masa itu mengganggapnya sebagai utusan Tuhan.

“Saat itu sebelumnya masuknya agama ke Bakkara. Masih kepercayaan leluhur itu,” ujarnya.

Mata air Aek Sipangolu, jelasnya, terbentuk saat Sisingamangaraja bersama gajahnya melintasi wilayah Bakkara. Gajah yang ditungganginya kehausan, dengan kesaktianya, Sisingamangaraja menghentakkan tongkatnya ke tanah. “Timbulah air itu,” ujar Theodore Galimbat.

Kata Galimbat selain mata air Aek Sipangolu, jejak kaki gajah Sisingangamaraja  juga ada di atas bukit.

Setelah itu, tempat ini dijadikan air penyelamat. Berawal saat penduduk  Bakkara terserang penyakit menular. Melihat keadaan itu, Sisingamangaraja bermohon kepada leluhurnya Mulajadi Na Bolon (Tuhan) agar Aek Sipangolu menjadi obat penawar

“Lalu tumbuh mata air itu menjadi obat.  Di mana orang yang sakit datang ke sana. Berobat dengan gratis. Orang buta bisa melihat, orang lumpuh bisa berjalan. Lama itu terjadi dan makin manjur,” ujarnya.

Hingga sekarang, khasiat Aek Sipangolu masih diyakini. Selain tempat mandi, masyarakat juga berbondong membawa air itu dengan jeriken. Namun, ada pantangan yang harus dijaga saat hendak masuk ke sana. “Kalau boleh tujuh hari hari, sebelum ke sana, jangan dimakan daging babi, anjing, dan makanan darah. Pantang,” ujarnya.

Adanya, ritual warga yang membawa sekapur sirih dan jeruk purut, merupakan bentuk persembahan kepada leluhur yang memang sudah dilakukan sejak berabad-abad lalu.

“Budaya", maknanya, berbudi luhur, hati mulia dan jujur. Jadi itu tanda penghormatan pada leluhur. Kesantunannya di situ, doa-doanya, apa niat anda, yang (terpenting), terkandung dalam pikiran yang baik,” ujarnya.

 
Nb : Jangan lupa pantengin akun media sosial kita, agar anda semakin mudah mendapatkan info wisata terbaru update dari situs ini. Ikuti dan Sukai media sosial kita  Instagram & Facebook ...
Info Update cepat join in Telegram 

Posting Komentar

0 Komentar