jendeladunia16.com - Cium Hidung ( Henge'do) Tradisi Budaya Suku Sabu Nusa Tenggara Timur
Tradisi budaya setiap suku daerah yang begitu unik dan memiliki nilai makna yang besar dalam kehidupan sosial. Seperti tradisi Cium Hidung Suku Sabu. Tradisi ini mungkin sebagian dari kita tidak mengetahuinya, Tapi kenyataan ini tradisi ini ada dan dapat kamu jumpai selama kamu berlibur di Nusa Tenggara Timur.
Budaya-budaya lainnya memiliki definisi dan penggunaan yang berbeda-beda mengenai ciuman. Di Cina, misalnya, kasih sayang diekspresikan dengan cara menggosokkan hidung pada pipi orang lain. Di Jepang, ciuman merupakan bukti kasih sayang tapi bukan cinta, ibu mencium anaknya tetapi para kekasih tidak saling berciuman. Dalam budaya Timur, ciuman memang tidak umum dilakukan.
Di Sumba ciuman hidung sebagai makna kasih dan persaudaraan. Biasanya seseorang yang baru dijumpai ataupun kerabat yang lama yang baru jumpa diterima dengan ciuman. Inilah tanda keakraban bagi masyarakat Sumba pada umumnya.
Tradisi unik ini dimiliki Suku Sabu di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Bagi wisatawan, memang terlihat unik dan menjadi daya tarik baru yang bisa mereka nikmati ketika berkunjung ke kawasan tersebut.
Tradisi mencium hidung Seperti yang orang harapkan, penduduk setempat akan menyentuh hidung mereka kepada orang lain sebagai isyarat pertemuan. Nah, tujuannya mirip dengan yang biasa dilakukan dengan berjabat tangan atau cium pipi ketika kita menyapa orang. Dalam bahasa lokal, tradisi seperti itu disebut Henge'do.
Bagi orang awam, tradisi seperti mencium hidung Suku Sabu memang terlihat aneh atau ganjil. Namun, bagi wisatawan, itu menjadi alasan lain untuk mengunjungi Provinsi Nusa Tenggara Timur. Setidaknya, mereka bisa mengetahui filosofi di baliknya! Dikatakan Suku Sabu menganggap hidung sebagai simbol kekeluargaan.
Tradisi ciuman hidung Indonesia ini mirip dengan Suku Maori di Selandia Baru. Alih-alih menggosok hidung dengan orang lain, orang-orang di Pulau Sabu mungkin hanya menyentuh hidung mereka untuk orang lain. Tidak hanya itu tradisi ini dapat dilakukan dalam jenis kelamin yang sama, tetapi juga dapat dilakukan dengan jenis kelamin lain. Itu berarti baik pria maupun wanita dapat melakukannya secara bebas tanpa masalah gender, kelas sosial, usia, status, dll.
Fungsi tradisi mencium hidung tersebut memiliki tujuan untuk memperkuat rasa persaudaraan. Namun, itu juga berfungsi sebagai gerakan untuk menghormati orang yang lebih tua.
0 Komentar