Suku yang dikategorikan sebagai Batak adalah Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola dan Batak Mandailing. Mayoritas orang batak menganut agama Kristen dan Islam. Tetapi ada juga yang menganut agama Malim dan juga menganut kepercayaan Animisme (disebut juga sipelebegu atau parbegu), penganut kedua kepercayaan ini saat ini sudah semakin berkurang.
Namun sebaiknya cerita-cerita tersebut ada baiknya kita percaya, Tapi tidak meninggalkan Kepercayaan kita Bahwa Tuhan Yang Mahakuasa, Tuhan yang menciptakan semua yang ada di alam semesta.
Sebelum masuknya Bapak pemuka Agama Krsiten Ludwig Ingwer Nomensen, masyarakat batak pada saat itu hidup dengan kepercayaan Parmalim. Seperti menyembah patung-patung, hidup berdampingan dengan ritual-ritual yang aneh yang diluar akal, kehidupan kental dengan kemampuan supranatural, dari fakta ini kita mengetahui bahwa suku batak memiliki kemampuan supranatural yang luar biasa pada masa itu.
Dimasa milineal ini sebagian orang batak mempercayai bahwa kemampaun supranatural tersebut masih ada. SIBIANGSA. Sibiangsa adalah salah satu kemampuan supranatural nenek moyang Batak yang luar biasa.Suku batak mungkin udah pasti tau dengan ritual tersebut. Ritual yang satu ini adalah ritual yang mengerikan di masyarakat tanah batak kuno pada masa itu.
Ritual ini berisiki racun atau senjata untuk membunuh seseorang musuk, yang pada masa itu ritual ini sangat dilakukan oleh nenek moyang suku batak. Ritual Sibiangsa bersala dari beberapa daerah, Seperti Samosir, Simalungun, Silalahi,dan Tanah Karo.
Menurut sejarahnya, Ritual Sibiangsa ini berasal dari seseorang bayi terpilih yang kemudian digongseng hidup-hidup sampai ia mati, setelah mati, tubuhnya tersebut akan mengeluarkan minyak. Minyak inilah yang kemudian dimasukkan dalam wadah. Kemudian dipakau sebagai senjata pamungkas oleh kampung tersebut untuk menyerang atau bertahan terhadap serangan lawan musuh. Begitulah sejarah akan ritual Sibiangsa ini.
Sejarah leluhur adalah suatu kisah masa lalu yang kemungkinan besar sulit untuk diyakini dan dipercaya,Tapi bahwa sesuatu yang diceritakan itu benar adanya, namun alangkah baiknya kita sebagai generasi penerus sejarah meyakini dengan harapan dan dapat meluruskan suatu sejarah itu untuk sama - sama memahami demi kemajuan bersama, agar generasi yang akan datang sebagai generasi penerus memahami dengan nilai positif
Semoga artikel ini bisa membantu....Jika ada yang ingin ditambahkan untuk artikel ini. Silahkan teman-teman beri komentar dengan kata yang sopan, Ade siap dan senang hati akan membalas komentar kalian.
0 Komentar