jendeladunia16.com - Asal-Usul Tradisi Budaya Makan Sirih
Tradisi budaya setiap suku daerah yang begitu unik dan memiliki nilai makna yang besar dalam kehidupan sosial. Makan Sirih, masyarakat indonesia pasti tidak asing lagi yang namanya dengan makan sirih. Opung kita sering kita lihat memakan ini. Sebelumnya kamu tau gak dari mana asal-usul tradisi ini.
Tradisi makan sirih merupakan warisan budaya masa silam, lebih dari 3000 tahun yang lampau atau di zaman Neolitik, hingga sampai saat ini. Budaya makan sirih hidup di Asia Tenggara. Pendukung budaya ini terdiri dari berbagai golongan, meliputi masyarakat kelas bawah, para pembesar negara, serta kalangan istana.
Pelaut terkenal Marco Polo menulis dalam catatannya di abad ke-13, bahwa orang India suka mengunyah segumpal tembakau. Sementara itu penjelajah terdahulu seperti Ibnu Batutah dan Vasco de Gama menyatakan bahwa masyarakat Timur memiliki kebiasaan memakan sirih.
Di masyarakat India, sirih pada mulanya bukan untuk dimakan, tetapi sebagai persembahan kepada para dewa sewaktu sembahyang di kuil-kuil. Beberapa helai daun sirih dihidangkan bersama dengan kelapa yang telah dibelah dua dan dua buah pisang emas.
Tradisi makan sirih tidak diketahui secara pasti dari mana berasal. Dari cerita-cerita sastra, dikatakan tradisi ini berasal dari India. Tetapi jika ditelusuri berdasarkan bukti, kemungkinan besar tradisi makan sirih berasal dari Indonesia.
Sirih adalah salah satu simbol yang sering di pakai dalam penyelenggaraan adat. Hampir semua perhelatan dan pesta adat disuguhi dengan sirih lengkap. Menghadirkan sirih dalam suatu acara tentu bukan hanya sekedar iseng, jelas ada makna yang terkandung dalam kehadiran sirih tersebut. Kehadiran sirih pada acara berbeda akan memberikan makna yang berbeda pula.
-Daun Sirih, warna hijau, yang rasanya pedas.
-Buah Pinang, warna kuning, rasanya pahit.
-Gambir, warna coklat , rasanya kelat.
-Kapur sirih, warna putih dan rasanya asin.
Disebut sirih lengkap karena dalam menghidangkannya tidak cukup hanya sebatas daun sirih saja. Akan tetapi juga dilengkapi dengan unsur lain seperti Buah Pinang, Kapur Sirih, dan Gambir. Persatuan antara empat unsur ini melambangkan perbauran antar kelompok masyarakat yang di padu menjadi satu.
dipadu menjadi satu.
0 Komentar