jendeladunia16.blogspot.co.id - Batu Lubang, Goa Yang Sangat Fenomenal Di Sumatera Utara
jendeladunia16.blogspot.co.id - Alam semesta diciptakan Tuhan dengan milyaran hal menakjubkan didalamnya,keindahan alam ini membuat kita begitu kaya dan terkenal di mata dunia, berkat akan pesona alam yang begitu luar biasa.Termasuk di Negara yang kita Cintai ini, dimana Negara kita ini sudah begitu terkenal tentang kekayaan alamnya. Indonesia merupakan Negara yang begitu memiliki kekayaan alam yang sungguh luar biasa, baik itu panorama alamnya, suku, budaya adat istiadat, dan ciri khas masyarakat yang berbeda di seluruh penjuru Nusantara.Keindahan alam Indonesia memang dianggap tak ada yang mampu menandingi di negara manapun di dunia.Maka dari itu tak heran jika banyak wisatawan asing yang rela datang jauh-jauh ke Indonesia untuk menikmati keindahan alam yang ada di Indonesia. Salah satunya ialah kota sibolga. Dimana kota ini selalu menjadi favorit wisatawan untuk berkunjung ke kota sibolga tapanuli tengah. Tapi tahukan anda, di Sibolga ini ada satu objek wisata yang begitu terkenal dengan masa sejarah perjuangan masyrakat pribumi Kota Sibolga. Dan masih sekarang objek wisata ini sungguh sangat fenomenal, dan masyarakt sibolga memberi nama ini 'Batu Lubang" atau "Goa Belanda.
Salah satu misteri dan saksi bisu sejarah kekejaman Kolonial Belanda adalah jalan terowongan yang diberi nama Batu Lubang. Batu Lubang terletak di Km 8, Kawasan Dusun Simaninggir, Desa Bonandolok, Kecamatan Sitahuis (sekitar 25 menit perjalanan dari Kota Sibolga). Singkat Sejarah Batu Lubang diukir di sebuah ornamen di kawasan tersebut.
Batu Lubang menyimpan sejarah sekaligus cerita mistis yang tak disangka-sangka mampu menggamit minat wisatawan untuk menyambanginya.
Batu Lubang bukti peninggalan sejarah perjuangan rakyat Tapanuli. Konon, awal dibuatnya jalan tersebut adalah pada saat masa penjajahan di tahun 1930.
Bila Anda datang ke kota Sibolga dari arah Tarutung, Anda pasti akan melewati Batu Lubang yang terdiri dari 2 buah terowongan. Jarak dua Batu ini sekitar 70 meter, Batu pertama pendek, sedangkan Batu kedua lebih panjang. Batu Lubang ini selalu dialiri air dari aliran air terjun yang ada di kawasan tersebut. Bila Anda melewati lintasan Batu Lubang, maka terlihat air yang menetes di langit-langit terowongan dan suara air terjun. Dan bila Anda melewati Batu kedua (yang lebih panjang dan bentuknya L), anda harus membunyikan klakson agar kendaraan diseberang tahu kalau anda sedang di posisi didalam. Batu Lubang ini hanya bisa dilalui satu kendaraan saja.
Cerita sejarah pembuatan Batu Lubang itu bisa anda temukan di dinding bukit sekitar bangunan yang berukuran paling besar yang ada di kawasan itu.
Di dinding bukit tersebut ada sebuah ornamen yang sengaja dibangun dari semen yang menceritakan tentang sejarah pembangunan Batu Lubang itu.
Namun tidak banyak cerita pasti mengenai tahun dan lama pengerjaan Batu Lubang. Bahkan tahun pembuatannya ada yang menyebutkan tahun 1930 atau sekitar 84 tahun silam serta tahun 1900 atau sekitar 114 tahun silam.
Namun terlepas dari kontroversi tahun pembangunan Batu Lubang tersebut, yang pasti tempat itu dibangun pada masa kolonial Belanda dengan melibatkan rakyat Tapanuli (khususnya warga Sibolga dan Tapanuli Tengah) serta pejuang – pejuang kemerdekaan yang menjadi tawanan Belanda masa itu.
Tujuan pembukaan Batu Lubang itu adalah untuk mempermudah sarana transportasi menuju Tarutung sekaligus juga untuk mempermudah pengangkutan hasil bumi dari tanah Batak dan penumpasan laskar atau pejuang kemerdekaan Indonesia.
Maka rakyat dan pejuang saat itu dipaksa bekerja (kerja Rodi) untuk membuka jalan dan Batu Lubang tersebut.
Sehingga sekarang ini kita dapat menikmati perjalanan Sibolga – Tarutung berkat buah tangan rakyat Tapanuli dan pejuang yang menjadi tawanan Belanda masa itu. Konon ceritanya banyak darah tertumpah atau rakyat yang menjadi korban dari pekerjaan pembukaan jalan dan Batu Lubang itu, terutama pada pembukaan jalan pada terowongan.
Tapi tidak ada catatan sejarah juga berapa banyak rakyat Tapanuli dan pejuang kemerdekaan yang menjadi korban bahkan dari cerita juga, mereka yang menjadi korban dibuang begitu saja ke jurang yang berada di salah satu sisi Batu Lubang ini.
Mereka yang meninggal atau merenggang nyawa dalam pekerjaan pembuatan jalan terowongan itu karena merasa keletihan dan kelelahan karena tak kuat dan kuasa menahan derita pemaksaan kerja.
Para pekerja dipaksa bekerja keras dengan sekuat tenaga tanpa istrahat dan makanan yang cukup untuk membuat terowongan tersebut.
Bagaimana teman-teman sadis kan ? . Hanya satu yang harus kita ucap, yaitu kita harus bersyukur, dimana kita hidup dimasa kemerdekaan Indonesia. Hanya hal sedikit yang bisa kita perbuat dan mengenang jasa pahlawan kita, yaitu hanya cukup menjaga dan lestarikan alam yang ada di sekitar daerah kita dan mengunjung Arti bhineka Tunggal Ika.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita. Mari kita jaga dan lestarikan kebudayaan, dan panorama alam kita yang sungguh luar biasa, agar anak cucu kita bisa merasakan kehindahan dan kekayaan alam kita yang begitu luar biasa di tanah Ibu Pertiwi kita ...
Salam Pariwisata...
Kekayaan Alamku...
Pesona Indonesia...
Penosa Nusantara...
0 Komentar